Purchase
Vs Pooling of Interest Accounting
Terdapat beberapa perbedaan yang
mungkin harus dipertimbangkan dalam penerapan di negara yang berbeda menyangkut
metode yang digunakan untuk penggabungan usaha yang disebabkan oleh merger dan
pengambil-alihan. Contohnya adalah metode pembelian dalam konsolidasi (yang
biasa disebut metode akuisisi di Inggris) biasanya digunakan, bilamana asset
dinilai ulang nilai wajarnya (fair value) pada tanggal terjadinya akuisisi atas
anak perusahaan, dan perbedaan antara harga pembelian dan net asset yang telah
dinilai kembali dicerminkan sebagai goodwill dalam konsolidasi. Bagaimanapun,
di beberapa Negara, pooling of interests method (biasanya disebut sebagai
merger method di Inggris) juga diperbolehkan untuk digunakan dengan keadaan
tertentu. Dalam hal ini, misalnya asset tidak dinilai kembali, tidak ada
goodwill yang muncul, tidak ada perbedaan antara pendapatan sebelum dan sesudah
akuisisi. Dalam metode purchase, perusahaan yang diakuisisi berkontribusi
kepada pendapatan group hanya setelah kombinasi, dimana dibawah pooling of
interests, semua pendapatan sebelum kombinasi termasuk yang dikontribusikan.
Hal ini adalah salah satu nilai lebih dalam menggunakan metode pooling, jika
diijinkan, untuk memperlihatkan pendapatan yang lebih tinggi.
Lebih jauh lagi, dibawah metode
purchase, investment oleh induk perusahaan dicatat menggunakan harga pasar
(market value) dan asset serta liability dari perusahaan yang diakuisisi secara
umum dinilai kembali nilai wajarnya, seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
pada tanggal terjadinya penggabungan usaha. Bila menggunakan metode pooling,
investment dicatat pada nilai nominal, dan tidak dilakukan penilaian kembali
atas asset serta liability. Efek dari perbedaan ini adalah, dengan menggunakan
metode akuisisi, profit setelah penggabungan mungkin akan berkurang karena
bertambahnya biaya depresiasi berkaitan dengan penilaian kembali asset. Profit
juga mungkin berkurang karena amortisasi goodwill- walaupun penghapusan
cadangan seringkali diperbolehkan atau bahkan dianjurkan di Inggris. Karena
itu, terdapat keuntungan lebih dalam menggunakan metode pooling of interests,
dimana hal ini diperbolehkan.
Potensi untuk mempertinggi
pendapatan yang dilaporkan, tidak hanya dapat dilakukan dengan metode pooling.
Pandangan pesimis atas penilaian asset, dalam konteks penyesuaian nilai wajar,
dapat digunakan. Lebih jauh lagi, provisi untuk reorganisasi dan antisipasi
kerugian yang mungkin terjadi di masa depan (termasuk dalam biaya purchase)
dapat meningkatkan goodwill dan, dengan menghapuskan penghapusan goodwill
secara seketika terhadap pencadangan (diperbolehkan di Inggris namun tidak
diperkenankan di USA), dapat mendorong digunakannya purchase accounting.
Dalam konteks prinsip akuntansi
konvensional, alasan untuk memilih antara 2 buah pendekatan belum benar-benar
diteliti. Bagaimanapun, semua alasan pasti akan menggambarkan asumsi-asumsi
yang dapat dipertanyakan atas sifat asal kepemilikan atas kepentingan paramount
tanpa memperhatikan substansi ekonomi dari penggabungan usaha. Dalam hal ini,
dimana sebuah perusahaan membeli perusahaan lainnya dan pemegang saham dari
saham perusahaan yang dibeli berhenti untuk memiliki hak kepemilikan, metode
purchase dinilai cocok. Namun di sisi lain, jika terdapat kelanjutan
kepemilikan melalui penggantian saham, maka metode pooling of interest dinilai
cocok. Asumsi yang mendasari akuntansi merger adalah bahwa yang berubah adalah
skala bisnis yang perlu dihitung, dengan kedua perusahaan tetap beroperasi
seperti sebelumnya, dengan kata lain, terdapat penyatuan kepentingan.
Sebaliknya, akuntansi purchase memperlakukan penggabungan usaha dari sudut
pandang pemegang saham yang diakuisisi. Anak perusahaan juga diperlakukan
seperti jika asset, liatility dan goodwillnya telah dibeli secara terpisah dan
berkontribusi secara bisnis pada tanggal penggabungan. Sehingga, asset dan
liability dinilai kembali untuk menggambarkan nilai belinya, atau “nilai beli”
yang baru, pada tanggal akuisisi.
Dalam prakteknya, metode pooling of
interest hanya digunakan oleh beberapa perusahaan saja. Di Australia, Brazil
dan Jepang, metode ini tidak diijinkan. Yang menarik adalah, metode ini
disyaratkan di Kanada, Swedia dan Inggris, dan di USA, dalam situasi tertentu
metode ini diijinkan, dan diijinkan juga di sejumlah negara lain seperti
Prancis, Jerman, Belanda dan Swiss. Di USA, metode pooling digunakan hanya oleh
sejumlah kecil perusahaan, dimana jumlahnya hanya kira-kira 10% dari seluruh
penggabungan usaha yang terjadi, namun jika ada penggabungan usaha yang
memenuhi syarat untuk metode pooling, maka dapat dipastikan adanya penggunaan
metode pooling dalam penggabungan usaha tersebut. Di Inggris, praktek akuntansi
untuk penggabungan usaha telah disamakan dengan yang ada di USA, dengan
diterbitkannya FSR 6 tentang akuisisi dan merger, yang tujuannya adalah
memastikan bahwa “merger accounting” digunakan hanya untuk penggabungan usaha
yang tidak secara substansial merupakan akuisisi satu entity oleh satu entity
lainnya, namun yang formasi barunya merupakan kerjasama berimbang dimana tidak
ada pihak yang dominan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar